Terkadang apa yang tak dapat dipikirkan banyak orang dapat diungkap oleh orang-orang tertentu. Ulama besar Indonesia Syekh Nawawi al-Bantani mencoba menyingkap hikmah di balik bilangan rakaat salat yang hanya sedikit diketahui oleh orang.
Indonesia patut bangga punya ulama sekelas Syekh Nawawi al-Bantani. Ulama jenius yang lahir di Banten hingga menjadi ulama Dunia. Tidak kurang dari 115 karya tulis berhasil ditorehkan tangan emasnya. Sehingga tidak salah kemudian beliau dijuluki sebagai Sayyidul Ulama al-Hijaz yaitu pemimpin para ulama-ulama Hijaz.
Diantara kitabnya yang sampai saat ini terus dibaca terutama di pondok pesantren adalah Sullam al-Munajah. Kitab yang mencoba men-syarahi kitab matan Safinatus Shalah.
Sesuai dengan karakternya, Syekh Nawawi tidak jarang mengungkap berbagai hikmah dan faidah-faidah dari suatu ibadah. Dan di dalam kitabnya itu, beliau diantaranya menjelaskan hikmah atau rahasia bilangan rakaat salat 5 waktu yang kita lakukan sehari-hari.
Pernahkan kita berpikir mengapa rakaat salat zuhur itu 4, asar 4, magrib 3, isya’ 4 dan subuh 2 rakaat. Mengapa tidak zuhur saja 2 rakaat atau maghrib 4 rakaat?. Bagi Syekh Nawawi, segala sesuatu pasti mengandung hikmah. Dan Allah mesti mengetahui itu dan sengaja menyembunyikannya agar manusia berusaha mencari tahu.
Menurut beliau, hikmah dari jumlah salat 5 waktu adalah untuk mensyukuri 5 indra yang dianugrahkan kepada manusia dan untuk menutupi dosa-dosa yang timbul darinya. Salat yang lima waktu sesuai dengan jumlah indra yang dimiliki manusia. Setiap salat menjadi perwakilan satu indra dari indra-indra manusia.
Yang pertama adalah subuh. Pada hakikatnya subuh sesungguhnya untuk mensyukuri indra Peraba manusia. Mengapa harus 2 rakaat salat subuh? Menurut Syekh Nawawi, itu karena objek yang hanya bisa diraba hanyalah 2 yaitu sesuatu yang lembut dan sesuatu yang kasar. Sehingga dua rakaat salat subuh itu sesungguhnya berfungsi diantaranya untuk mensyukuri dua nikmat itu dan menutupi dosa yang timbul darinya.
Kemudian salat zuhur. Sejatinya zuhur merupakan salat yang berfungsi untuk mensyukuri indra Pencium manusia. Lalu mengapa jumlah rakaatnya 4? karena nikmat yang Allah berikan melalui indra pencium juga 4, bukankah manusia bisa mencium bau dan aroma dari 4 arah? yakni kanan, kiri, depan dan belakang.
Sehingga jumlah rakaat salat zuhur yakni 4 itu merupakan bentuk syukur manusia atas 4 nikmat tersebut dan menutupi kesalahan-kesalahannya.
Setelah Zuhur adalah salat Asar. Salat Asar sejatinya adalah salat yang tidak lain untuk mensyukuri indra Pendengar manusia. Lalu mengapa dilakukan sebanyak 4 rakaat? karena nikmat yang manusia proleh dari indra pendengar juga 4 dengan kata lain manusia bisa mendengar dari 4 sisi yaitu kanan, kiri, depan, dan dari belakang.
Sehingga rakaat salat Asar sesungguhnya adalah upaya untuk mensyukuri 4 nikmat itu serta menutupi kesalahan-kesalahannya.
Lalu yang kempat adalah salat Magrib. Pada hakikatnya salat Magrib merupakan bentuk syukur manusia atas indra Penglihat yang dimilikinya. Lalu mengapa jumlah rakaatnya 3 ? karena nikmat yang manusia proleh dari mata hanyalah 3 yaitu bisa melihat dari 3 arah yakni depan, kanan dan kiri.
Bukankah mata tidak bisa melihat kebelakang? Itu sebabnya salat magrib hanya 3 rakaat. Sehingga 3 rakaat magrib itu sejatinya untuk mensyukuri 3 nikmat tersebut dan untuk menutupi semua dosa yang timbul darinya.
Dan yang terakhir adalah salat Isa. Salat Isa sesungguhnya dilakukan tidak lain untuk mensyukuri indra Perasa. Lalu mengapa jumlah rakaatnya 4 ? karena nikmat yang kita proleh dari indra ini juga 4. Bukankah dengan indra perasa manusia bisa merasakan dingin, panas, pahit dan manis? Nah, untuk mensyukuri 4 nikmat ini lantas kita harus salat 4 rakaat Isa.
(Disarikan dari kitab Sullam al-Munajah hal 121)
Penulis: YOEKI HENDRA