Dari PPDAI “Menghormati yang Berpuasa dan Tidak”

Menghormati Orang  yang Sedang Berpuasa dan yang Tidak Berpuasa

Di masyarakat perkotaan setiap bulan Ramadhan kita sering mendengar ungkapan ‘’hormatilah orang yang berpuasa”. Ungkapan tersebut seperti telah menjadi sebuah kebenaran tunggal. Bagaimana mungkin kita yang sedang menjalankan perintah Allah untuk menahan diri dari yang membatalkan puasa, malah meminta orang lain yang tak berpuasa untuk menghormati kita?.

Lebih celakanya lagi jika ungkapan itu seolah kita merasa pantas untuk menghukum orang lain yang dianggap tidak menghormati yang sedang berpuasa. Kadang kala ada kejadian razia sekelompok orang yang menutup paksa warung yang buka di siang hari walaupun warung tersebut milik muslim juga.

Imam Nawawi dalam kitab Kasyifatus Saja menuliskan

يباح الفطر في رمضان لستة للمسافر والمريض والشيخ الهرم أي الكبير الضعيف والحامل ولو من زنا أو شبهة ولو بغير آدمي حيث كان معصوما والعطشان أي حيث لحقه مشقة شديدة لا تحتمل عادة عند الزيادي أو تبيح التيمم عند الرملي ومثله الجائع وللمرضعة ولو مستأجرة أو متبرعة ولو لغير آدمي.

 Dari teks tersebut setidaknya ada 6 orang yang boleh untuk tidak puasa seperti musafir, orang sakit, orang lanjut usia yg tak berdaya,  wanita hamil, tercekik kehausan dan wanita menyusui.
 
Meskipun sebagian dari 6 tersebut harus mengganti di luar Ramadhan bahkan wanita haid dan Nifas pun dilarang puasa, belum lagi warga negara yang bukan beragama Islam. Apa mereka juga tidak boleh makan?
 
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, ’’Semua amalan manusia itu untuknya, kecuali puasa. Sebab puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya’’ (HR Bukhari Muslim).

Kalau kita memahami dengan seksama disini sangat jelas, puasa itu untuk Allah, bukan kita lakukan untuk orang lain, dan bahkan bukan untuk kita sendiri.
 
Mungkin kesimpulan dari catatan diatas adalah jangankan minta dihormati karena kita berpuasa, orang lain mengetahui bahwa kita berpuasa saja seharusnya tidak perlu. Jika orang yang tak berpuasa mau beli makan atau minuman bukan berarti kita merasa tak dihormati. Betapa lemahnya iman kita jika puasa kita terganggu hanya karena melihat orang lain makan.
 
Wallahu A’lam bisshowab🙏

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!